10 Tanda Anda Mencoba Untuk Menyenangkan Orang Lain, dan Cara Berhenti Melakukan Ini

cara mengatasi kebiasaan buruk tanpa disadari

10 Tanda Anda Mencoba Untuk Menyenangkan Orang Lain, dan Cara Berhenti Melakukan Ini - Membuat orang lain senang dan berjuang untuk perihal positif dalam kehidupan sosial Kamu selalu baik, namun cuma pada titik tertentu.

Bila Kamu berupaya sangat keras, itu dapat berganti jadi kerutinan yang tidak mengasyikkan serta apalagi merusak- menyenangkan orang.

Pada suatu saat, Kamu bisa jadi menciptakan diri Kamu mengesampingkan kebutuhan Kamu sendiri, melupakan waktu pribadi Kamu, serta membuat diri Kamu stres, hanya untuk membenarkan orang- orang di dekat Kamu merasa baik.

O-om31 sangat menghargai kesehatan mental pembaca kami. Kali ini kami tidak sabar untuk mendiskusikan topik sensitif ini dengan Kamu serta membagikan pemecahan yang bisa menolong semua orang lebih menghargai diri mereka sendiri.

1. Kamu merasa susah untuk berkata tidak


Kamu senantiasa menolong orang lain, mengendalikan bermacam perihal buat mereka, ataupun cuma menolong mereka.

Alasannya simpel: Kamu tidak dapat berkata" tidak" pada permintaan mereka. Kamu bisa jadi khawatir bila Kamu menolak, mereka hendak marah ataupun berpikir kalau Kamu tidak hirau padanya.

Tidak hanya itu, berkata" tidak" memberi Kamu perasaan bersalah yang tidak mengasyikkan. Buat menghindarinya, Kamu cenderung menerima segalanya, serta apalagi membiarkan orang melanggar waktu luang Kamu dengan metode ini.

Solusi:
Sadarilah kekuatan mengatakan" tidak". Ini dapat susah pada awal mulanya, namun pada kesimpulannya, itu akan membuahkan hasil.

Menolak sesuatu yang senantiasa menghabiskan waktu luang tidak membuat Kamu egois. Kebalikannya, Kamu memperlakukan diri sendiri dengan cinta serta hormat.

2. Kamu mau semua orang di dekat Kamu menggemari Kamu


Rasa khawatir ditolak merupakan watak lain yang lumayan umum dalam perihal kesenangan orang. Kamu khawatir bila orang tidak menggemari Kamu, mereka akan meninggalkan Kamu sendiri.

Dampaknya, Kamu berupaya melaksanakan segalanya buat menghindari hal- hal ini terjalin dengan mengganti sikap Kamu supaya berguna untuk orang lain, serta orang- orang di dekat Kamu bisa mencermati perihal ini serta benar- benar menggunakan Kamu.

Solusi:
Periksa untuk memandang apakah Kamu lagi dimanipulasi: bila orang lain tahu Kamu akan melaksanakan apa pun untuk mereka, kebanyakan dari mereka tidak akan ragu memakai ini sebagai kesempatan.

Mereka bisa memakai permintaan manis seperti," Tetapi cuma Kamu yang dapat melakukannya," mendesak Kamu melakukan suatu untuk mereka. Segera setelah Kamu melihat perihal semacam ini, lebih baik menempatkan diri Kamu serta waktu pribadi Kamu sebagai prioritas utama.

3. Emosi negatif orang lain mempengaruhi Kamu


Tidak ada salahnya menjauhi konflik serta mengganti segala sesuatunya jadi candaan yang polos.

Namun mereka yang cenderung mau menyenangkan orang lain, tidak bisa menangani ketidakpuasan apa pun, walaupun itu bukan tentang mereka.

Orang yang menyenangkan hati bisa memandang emosi negatif orang- orang di dekat mereka sebagai ciri kalau orang lain pula tidak bahagia dengan mereka.

Buat mengganti suasana, pemuas orang hendak disalahkan serta memberikan solusi yang akan membuat orang lain senang.

Solusi:
Pahami kalau konflik tidak bisa dihindari serta bisa berguna. Ini memungkinkan orang untuk mengekspresikan diri mereka serta berdialog tentang banyak perihal yang mengganggu mereka.

Menekan perasaan Kamu serta orang lain itu tidak sehat, sebab kita semua kadang- kadang butuh mengeluarkan isi hati.

4. Kamu merasa bersalah serta memohon maaf atas segalanya, apalagi jika itu tidak perlu


Jika ada suasana yang tidak berjalan sesuai rencana, respon awal Kamu adalah" Aku minta maaf!".

Apa pun yang terjadi, Kamu senantiasa berupaya untuk disalahkan serta menanggung akibatnya. Ini berasal dari keinginan batin untuk berlagak baik serta sopan, namun pada akhirnya, itu cuma akan semakin merusak harga diri Kamu serta dapat berganti jadi kerutinan.

Solusi:
Perhatikan apa yang Kamu jalani, katakan, serta rasakan: coba analisis kenapa serta kapan Kamu mulai memohon maaf. Perhatikan pula dengan siapa Kamu melakukan ini.

Dalam banyak situasi, uraian bonus serta perilaku menyalahkan tidak diperlukan, sehingga Kamu bisa dengan gampang melupakannya.

5. Kamu mengesampingkan kebutuhan serta kemauan Kamu sendiri


Sebab Kamu sangat sibuk memikirkan perasaan orang lain, Kamu kerap kurang ingat memikirkan perasaan Kamu sendiri. Kamu mempunyai kemampuan untuk mengesampingkan emosi serta melupakan apa yang sesungguhnya Kamu mau saat ini.

Pada suatu saat, Kamu bahkan bisa jadi tidak memahami diri Kamu sendiri dengan baik lagi. Apalagi bisa sampai pada titik di mana Kamu merasa susah buat berdialog tentang perasaan Kamu serta memilih yang terbaik buat Kamu.

Solusi:
Dengarkan diri Kamu sendiri: sempatkan waktu untuk mempelajari apa yang Kamu suka serta apa yang Kamu mau. Kamu bisa menuliskan catatan prioritas Kamu sendiri serta hal- hal yang membuat Kamu senang.

6. Kamu lebih suka memberi daripada menerima, apalagi jika itu merugikan kenyamanan Kamu sendiri


Pengorbanan tiap hari demi orang lain dapat jadi norma untuk mereka yang terus berupaya menyenangkan orang lain. Misalnya, Kamu terjebak dalam ikatan yang beracun, di mana Kamu memberi lebih dari yang Kamu terima.

Kamu bisa jadi berharap orang lain akan mencermati serta menghargainya, namun biasanya, orang cenderung terbiasa dengan pendekatan Kamu yang nyaman kepada mereka, serta pada kesimpulannya, Kamu tidak memperoleh apa- apa lagi buat diri Kamu sendiri.

Solusi:
Pikirkan tentang prioritas Kamu: tentukan dulu apa yang berarti untuk Kamu, bukan buat orang lain, Kamu juga bisa menetapkan batasan waktu tertentu, dikala Kamu siap menolong orang lain sepenuhnya.

Misalnya pada hari Selasa serta Kamis malam. Dengan cara ini Kamu akan memastikan Kamu mempunyai waktu buat kegiatan serta hobi Kamu sendiri.

7. Kamu merasa bertanggung jawab atas perasaan orang lain


Kamu sepertinya mencermati tiap pergantian emosi serta suasana hati sahabat serta keluarga Kamu, dan ini selalu membuat Kamu takut.

Pada saat- saat menegangkan, Kamu bahkan bisa jadi menyalahkan diri sendiri sebab tidak sanggup menenangkan seseorang dan membuatnya senang. Sesungguhnya, itu merupakan tanggung jawab tiap orang untuk mengatur emosi mereka sendiri.

Solusi:
Pakai pernyataan empatik: Kamu dapat mencoba menguasai perasaan orang lain serta apa yang mereka mau, namun Kamu mengikutinya dengan pernyataan yang kuat.

Misalnya:" Aku menyadari dari mana kemarahan Kamu berasal, namun yang dapat aku jalani hanyalah berada di sisi Kamu saat ini."

8. Kamu mencoba untuk mencocokkan orang- orang di dekat Kamu


Orang yang menyenangkan hati dapat khawatir menampilkan kepribadian asli mereka kepada orang lain. Kebalikannya, mereka memutuskan untuk mengikuti arus serta mengganti diri mereka sendiri buat berperilaku seperti yang dicoba orang lain.

Dengan cara ini mereka mungkin berpikir kalau orang- orang di dekat akan lebih menyukai mereka serta suasana di dekat menjadi lebih aman.

Solusi:
Belajarlah untuk jadi diri sendiri di dekat orang lain: walaupun Kamu mungkin mempunyai banyak kesamaan dengan orang- orang di dekat Kamu, cobalah buat mengidentifikasi serta menghargai perbandingan Kamu dengan mereka.

Kamu bagaikan orang, dengan minat serta pendapat Kamu sendiri, sama menyenangkannya dengan berada di dekat. Terdapat begitu banyak perihal yang membuat Kamu unik, serta Kamu tidak butuh menyembunyikannya.

9. Kamu mau orang lain memuji Kamu.


Orang yang menyenangkan orang akan senantiasa mencari pujian dari orang lain. Seringkali, itu datang dari harga diri yang agak rendah. Persetujuan membuat Kamu merasa disukai, diperlukan, serta berharga.

Di mata Kamu, orang lain bisa jadi tampak sangat peduli serta menghargai Kamu, dan ini kesimpulannya membuat Kamu merasa aman dengan diri sendiri.

Solusi:
Saatnya menyudahi mencari validasi: coba cek apa yang Kamu jalani untuk menerima pujian dari orang lain.

Ini dapat berupa banyak posting di media sosial, ataupun selalu menghubungi keluarga Kamu untuk membicarakan pencapaian terbaru Kamu. Sehabis Kamu menemukannya, Kamu bisa secara bertahap mulai menghentikan sikap ini.

10. Kamu tidak mengakui saat perasaan Kamu terluka


Sebab Kamu selalu berupaya membuat orang lain senang, Kamu juga membebani diri sendiri. Kamu berusaha menyembunyikan perasaan negatif Kamu supaya orang lain tidak terganggu olehnya.

Kamu menyangkal kalau Kamu merasa sedih, marah, ataupun kecewa dengan sesuatu, serta menggunakan topeng senang. Ini bisa menuju pada suasana di mana Kamu tidak lagi menguasai perasaan Kamu.

Solusi:
Belajarlah untuk mengakui perasaan Kamu: menekan emosi Kamu bisa memberikan banyak tekanan pada tubuh Kamu serta menimbulkan konsekuensi yang tidak sehat.

Perawatan diri sama berartinya dengan peduli pada orang lain. Bersikaplah penuh kasih terhadap diri sendiri, serta coba perlakukan diri Kamu serta perasaan Kamu dengan perhatian serta cinta.

Apakah Kamu lebih menghargai perasaan orang lain daripada perasaan Kamu sendiri? Ayo kita bahas di bagian komentar!

Posting Komentar

0 Komentar